Minggu, 28 Juni 2015

Operasi Kuret



Selama ini aku pikir aku nggak bisa hamil, aku udah 11 bulan menikah tapi setiap telat mestruasi hasil tespeknya nggak pernah positif, terakhir aku telat 2 bulan dan aku nggak kepikiran buat tespek2an lagi. Aku dan suami terus menghayal punya anak anehnya nggak pernah terpikir kalo aku akan hamil.
Sampai akhirnya aku mens, nah bener kan… hmm telat 2 bulan mens juga tohh… nggak hamil…

Setelah 8 hari mens, aku mules yang luar biasa sakitnya, mules yang bikin aku sesak nafas, aku merasa akan mati saat itu juga. Luar biasa sakitnya. Hingga jam 3 dini hari, aku masih terus bolak balik kamar mandi, sampai akhirnya aku terkapar setengah sadar, darahku keluar seperti menderas, aku kaget bukan main, aku berlari lagi ke kamar mandi dan MasyaAllah aku menemukan srupa janin, setelah itu darahku mengalir deras, aku pendarahan hebat, aku shok melihat darah yang begitu banyaknya. Sampai matahari tterbit, aku masih terus jongkok di kamar mandi melihat darahku mengucur deras. Aku mulai berpikir, APA AKU KEGUGURAN??

Aku dilarikan ke bidan terdekat, aku diperiksa dan benar AKU KEGUGURAN. Ya Allah, aku bahkan belum  merasakan bagaimana rasanya berbahagia melihat garis positif padda tespek, sekarang malah aku keguguran. Aku menyesal, aku bodoh, aku tidak menyadari kehamilanku sampai aku tidak menjaganya. Ya Allah…. 

Besoknya aku di USG, masih banyak sisa gumpalan dalam rahimku yang harus dibersihkan. Dokter menyarankan operasi kuret. OPERASI?? KURET?? Ya Allah mengerikkan sekali, aku nggak mau… TIDAAAKKK!!!

Selain ngeri mendengar istilah yang baru mampir ketelingaku itu, aku juga ngeri dengan nominal (biaya) yang disebutkan sang dokter utk operasi kuret. Aku nggak mau membebani suami dan orangtuaku, nggak mau…

Siapa yang tidak ngeri mebayangkan dalam rahimnya masih ada sisa gumpalan janin yang jika dibiarkan akan membusuk dan menjadi kanker dan kista? Semua orang akan cemas, nggak tenang, termasuk aku. tapi bukan berarti aku menyerah, operasi bukan jalan satu-satunya. Aku percaya kekuatan doa, kekuatan sedekah. Inilah saatnya aku mengalihkan biaya operasi kuret ke jalan yang disukai Allah.Allah penentu segalnya. Aku yakin betul,  aku yakin, haqqulyakin…  

Tapi aku harus meyakinkan orang-orang tercinta agar tidak memaksaku dan tidak cemas dengan keadaanku. Im Fine. Kita akan menggunakan alternative lain, peningkatan ibadah, doa yang lebih khusyuk, tahajjud dan sedekah, untuk obat aku pakai herbal saja. Mungkin ini jalan agar kami semakin dekat denganNya. Ya Allah, aku sedang membuktikan janji-janjimu, engkau lebih Maha Tahu dari dokter manapun. Berikan kesembihan padaku Ya Allah, izinkan aku secepatnya merasakan hadirnya janin dalam rahimku (lagi). Aamiin…

Kamis, 25 Juni 2015

GUE NGGAK BECUS!

Halo Blog... malam ini airmata nggak berenti ngalir dari mata gue...  hahah cengeng banget yah tapi coba lo bayangin seandainya diposisi gue... semua serba salah, semua serba nggak becus, pekerjaan rumah yang menurutnya nggak sempurna seperti nyapu yang kurang mengkilap, tempet cuci piring yang nggak sebersih di iklan, baju yang belum sempat disetrika, siep2 deh lo bakal disemprot bahkan dari akar-akarnya.

lo bingung ya gue siapa? hahah gue bukan pembantu dirumah orang, gue itu seorang istri dari suami yang kerjaannya mengkritik semua yang gue lakuin. jangan ngarepin pujian deh, boro-boro.

apa gue seburuk itu buat dia?

gue ngerasa hina terus disampingnya...
gue ngerasa jadi orang yang selalu membawa murka dihari-harinya dia...
kalo udah begini, kasian juga dia, buat apa dia melihara gue kalo cuma buat bikin dia gondok karena keberadaan gue?
gue jadi minder, gue apa bagusnya ya? perasaan salah mulu, ini gak becus itu gak becus, ga puas nyalah2in gue, lha orangtua gue dibawa2, katanya gak becus mendidik gue. kalo udah sampe bawa2 orangtua gitu rasanya pengen gue teriakin nama semua hewan di kebun binatang.

satu lagi pelajaran baru yang gue dapet dari cerita nangis2 ini. ternyata nangis dngan suara tertahan lebih sakit dan gue begitu, gue nangis tertahan dipojokan sambil ngetik blog ini. parah, gue ampe sesak nafas gini, udah ah takut ntar majikan gue dan nambah daftar hinaannya selain nggak becus.

anyway, dia yang salah pilih atau gue ya? haha kayaknya gue deh.


Rabu, 17 Juni 2015

Welcome Holly Month

Dear Holly Month...

Menjadi orang dewasa ternyata tidak begitu menyenangkan, kita harus banyak beradaptasi dengan banyak hal. Harus merasakan kehilangan, harus tahan banting dengan kerinduan, harus berteman dengan kesulitan-kesulitan, yeah its like a lyric of Lenka's Song, trouble is a friend, no matter where you go oh oh..
semakin kita dianggap dewasa semakin sulit untuk kita bertingkah apa adanya sesuai yang kita inginkan, seringkali kita akan mengikuti jalan pikiran orang pada umumnya tentang arti kedewasaan itu, and i hate it.. kita juga harus terbiasa melewati hal-hal diatas, mengeluh=anak kecil! blehh fuahh!!

Aku ingin kembali menjadi anak-anak, atau remaja tanggung yang bebas dari polusi pikiran macam-macam, selalin ngerjain PR dan main-main but i cant do it although Doraemon lend me his magic pouch because i want to grow up so that i cant to take care of my parents letter.

Bulan with millions sweet moment...

Ingin sekali aku menganggapmu bulan biasa seperti bulan lainnya, ya... tapi setiap moment kebersamaan yang ku lalui setiap hadirnya bulan ini terlalu berat untuk dianggap biasa-biasa. aku benci menangisi kerinduan, aku menepisnya ketika ia datang, aku menutup telingan ketika ada takbiran, aku menutup mata terhadap artikel-artikel yang membahas tentangmu, Bulan Ramadhan...

sampai kini aku menyerah, aku mebiarkan suara takbir melonglong ke pendengaranku, aku biarkan kucuran airmata rindu ini. kini tak sekedar rindu, tapi kenangan pahit dosa-dosa hari kemarin menjadi-jadi menohok hatiku, betapa kotornya mulutku, betapa jeleknya sifatku, betapa hitamnya hatikmu, betapa aku jarang mensyukuri nikmatMu, nikmat menjadi orang dewasa, nikmat menjadi istri, nikmat menjadi sahabat orangtua, nikmatnya dipanggil tante, nikmatnya sempat dipanggil ibu guru, nikmatnya mendapat kepercayaan dari orang-orang sekitar, nikmat yang tidak mungkin dapat kurasakan jika aku terus-terusan menjadi anak kecil. 

Sekarang biarkan aku menangis, penyesalan atas kesia-siaan waktu selama ini memang pantas ditangisi. 

Bulan Ramadhan..
Please, dont go fastly, aku ingin beribadah dngan cara  lebih dewasa lagi, lebih ikhlas, lebih khusyuk dan lebih banyak...




Kamis, 11 Juni 2015

Jahat Sekali Kamu, Hiks.. Hiks..



Pantas ga aku marah?
Dia selalu begitu, ga pernah ngerasa ada yang nungguin, aku sering bgt di bikin gondok kalo lagi nunggu dia, ga pernah bisa sebentar. Aarrgghh..
Wajar ga sih aku ngamuk?
Tadi…
Pertama, kita ga pernah berencana membeli sesuatu yang harganya diatas harga tivi 21 inc (bekas), tapi dia dengan entengnya ngambil keputusan sepihak. GAK NANYA GUE DULU!. Dan dia bilang, “aku udah beli”  FYI kita masih harus ngejalanin hidup 29 hari lagi dengan gajinya tapi you know…  uang udah abis aja tuh.

Kedua,  aku di tinggalin di toko baju tanpa uang sepeserpun dan dia ngeloyor pergi bilang mau pipis tapi ckckck lamaa banget, kayak pergi pipis ke Zimbabwe dan aku kayak orang minta sumbangan yang kikuk berdiri lama tanpa antusias milih-milih baju, . Jelas gue dipelototin pelayannya. Isshh..  Pas aku Tanya kenapa pipisnya lama banget dia bilang pergi ke ATM sekalian. ATMnya hampir 600 meter dan dia jalan kaki PADAHAL motor ada!
 Ketiga, aku disuruh nunggu di masjid dengan kardus lemari besar banget, dia mau bayar kos. Dan ini juga begitu bener-bener walking way of keong garong! Aku nunggu hampir 1 jam padahal dari masjid itu rumah bapak kos kepeleset dikit udah nyampe dan  Semua itu terjadi di hari yang sama, bayangin gimana gondoknya gue!
Jadi Wajar kan kalo aku ngamuk? Tapi aku berusaha nggak marah, hanya diam sepanjang perjalanan pulang.
Aku pernah latihan sabar menunggu (maksudnya tanpa marah2 or cemberut sedikitpun walaupun sebenranya udh mau nyakar2 aspal). Ah ini aku bahas di next page aja deh, panjang.
Ending dari ke tiga cerita penantianku yyang menyesakkan tadi, aku lapar! Oke, kita siap-siap mau pergi ke warteg, di tinggal ke kamar sebentar, dia dan motor udah ga ada dan pulang bawa nasi bungkus kemahalan dengan lauk murahan, usus! Padahal dia tau aku jijik makan usus gara2 pernah nemuin kecok rebus disitu. nafasku terengah-engah, seperti benar-benar sesak nafas, aku diam dengan mata yang panas yang perlahan berair, aku nangis, masih dengan nafas yang semakin susah terhembus. Pikiranku campur aduk. Harusnya kamu ajak aku biar aku bisa pilih sendiri lauknya, kenapa kamu bisa nggak inget aku jijik sama usus, kenapa?

bersambung

Jumat, 05 Juni 2015

Honey, I Never Bored A Long Day Waiting For You Back Home


Bolehkah aku tidak selalu sama dengan orang pada umumnya?
Aku ingin tetap terkurung dalam sepiku, sepi yang tak kurasa sunyi…
Aku lebih suka sendiri, bermain dengan pena dan kertas-kertasku, menulis tentang hidup yang aku rasakan atau menuangkan tokoh fiksi yang menari-nari dalam imajinasiku. Jelas? 

 Kenapa aku harus dikasihani?
 Kenapa orang lain harus kasihan dengan kesendirianku?
Aku suka sendiri  tanpa mengatakan beramai-ramai itu tidak baik tapi aku memang suka sendiri tanpa harus ada alasan ideal yang dapat membuatmu manggut-manggut. Cukup tau aku menyukai kesendirian.

Sendiri tak berarti benar-benar sendiri, kan?
Aku selalu merasa ada teman. Ya, setumpuk buku-buku, laptop dan blog-ku, aku tidak pernah merasakan kebosanan yang orang lain prediksikan. Harus dengan apa ku yakinkan engkau yang tengah kasihan melihatku menghabiskan hari-hariku di dalam rumah bahwa aku memang benar-benar tak kesepian. Aku bahagia! Sungguh! Jangan khawatirkan aku, aku tau apa yang dapat membuatku senang.


For my Husband, my true love who always doubt that im well in home everyday... :)
New cave.

Selasa, 02 Juni 2015

Kapok Baca Supernova



Partikel-nya Dee ngawur, ya?
Ehm, opening dulu…
Novel tahun 2001 itu aku baca tahun 2015, disatu sisi menyesal, kudet (kurang update) banget yah? Disisi lain saya bersyukur, saya nggak perlu nunggu sampai 8 tahun untuk episode selanjutnya. Setelah nyicil dari supernova:KPBJ, selanjutnya Akar, lalu Petir, sampailah aku pada episode ke 4, Partikel.
+ Hmm.. sebentar, kamu siapa ya berani-beraninya mau kritik Dee? Punya karya aja nggak, boro-boro best seller kaya Dee. Tengil banget!
- saya cuma nggak mau jadi bagian orang yang makan di restoran mewah, tapi nggak berani bilang makanannya nggak enak karena takut di katain kampungan.
+ Terus salah siapa? Wong cheff—nya  andal, pemenang master cheff internasional. Semua orang seneng makanannya. Berati nggak salah, selera kamu emang kampungan.
- Ada benernya juga sih…  emm eh, tapi aku udah punya karya kok, bahkan karyaku udah pernah jadi bacaan orang-orang hebat dengan teliti, the best of lah…
+ Siapa? Apa?
-  Dosen pembimbing. Skripsi.
+ Ppffffff!!

Baiklah, mungkin saya memang belum mampu untuk bacaan seberat Partikel, katakanlah begitu. Seperti biasa Dee selalu berhasil menuturkan sesuatu dengan diksi yang menarik. Dalam KPBJ misalnya, Diva sang pelacur kelas atas, menertawakan pragawati yang jatuh karena katinggian hak sepatunya.

Diva memang tak merasa kasihan sedikitpun, ada batas ketinggian maksimal untuk hak sepatu.         Yang menurutnya patut dikasihani adalah orang-orang yang berupaya untuk mencuat dan         berjinjit diatas kemunafikan. yang haus akan elu-elu tak bermakna, yang meletakkan harga         dirinya di sewujud tubuh molek atau di seraut wajah cantik tapi mati. Yang menggantungkan jati dirinya di gedung perkantoran mewah bertingkat empat puluh, dibesar kecilnya kucuran kredit bank, atau pada sebuah titel yang memungkinkan mereka membodoh-bodohi sekian banyak         orang bodoh lainnya.

Siapa yang nggak penasaran dengan kelanjutan cerita sang pelacur yang dibalik pekerjaannya yang nista tapi berani menkritisi nilai-nilai yang katakanlah kurang baik… yang bagi orang lain sudah lumrah. Episode kedua terbit, tapi benang merahnya belum kelihatan, dengan tokoh baru di dalam Akar bernama Bodhi. Episode ketiga lumayan ada persamaan dengan episode kedua, Elektra dan Bodhi bertemu, tapi tanda-tanda kehidupan Ferre, Rana, Diva, dll dalam supernova satu tidak ada sama sekali. Lalu yang paling membingungkan Partikel,dengan tokoh Zarah sebagai pemeran utama, hadir dengan masalah njelimet tapi anti njlimetnya malah ngawur, kesan jatuh cinta dan pengkhianatan  yang dipaksakan, ayahnya yang masih misterius entah hilang dimana, lalu siapa yang mengirim hasil jepretan Zarah ke majalah hingga dia memenangkan lomba fotografi tersebut
? sampai novel ini tamat bukan hanya nggak ada benang merah, tapi benangnya yang semakin banyak  semakin di uwel2 dan semakin kusut bekerugut. Serasa tidak membaca novel tapi riset tentang flora dan fauna terutama kera dan jamur. Apalah apalah…
Entah apa yang ingin di buktikan Dee dalam partikelnya… yang pasti saya beli novelnya pengen tau, bagaimana kelanjutan hidup Diva, Bagaimana eksperimen spiritual Watti, bagaimana Elektra dengan Mpret? Just that…
+ Kamu nggak sabaran banget sih?
-       Terus saya harus tunggu anti njelimetnya terbit 8 tahun lagi? Mending saya nggak usah baca supernova lagi.